Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir d.an bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap-sikap dasar dalam melakukan sesuatu. Kebiasaan berpikir dan bertindak itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial,kemasyarakatan, keber-agama-an, dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Istilah kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu (Rustyah, 1982). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebaai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan (Herry, 1998).
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan/atau latihan.
Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.
STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi (SK), merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Benjamin S. Bloom amat populer di dunia pendidikan dengan taksonominya yang lazim disebut dengan taksonomi Bloom, walaupun yang menyusun taksonomi (klasifikasi, kategorisasi, penggolongan) tersebut bukan hanya Bloom seorang.
Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan bloom dalam melahirkan taksonomi, yaitu:
a. Prinsip Metodologis (cara guru mengajar)
b. Prinsip Psikologis (fenomena kejiawaan)
c. Prinsip Logis (logis dan konsisten)
d. Prinsip Tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)
Awal mula munculnya taksonomi bloom hanya terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1. Kognitif domain
2. Afektif domain
Kemudian Simpson (1966) dan Arikunto (2009) melengkapi dengan psikomotor domain. Pemisahan domain ini hanya buatan karena pada dasarnya “manusia merupakan suatu kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah sehingga segala tindakannya juga merupakan suatu kebulatan”.
Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan pendidikan. Ada yang menyebutnya sebagai perilaku intelektual atau intellectual behavior. Tujuan pendidikan (“daya-daya kemampuan manusia”) itu dalam garis besarnya, Bloom merumuskan pada 3 tingkatan:
1. Kategori tingkah laku yang masih verbal2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan
3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal
Ada juga 3 ranah atau domain besar, yaitu:
Pertama, ranah kognitif, yaitu yang berkaitan dengan kognisi atau penalaran (pemikiran). Dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta.”
Kedua, ranah afektif, yaitu yang berkaitan dengan afeksi, yang dalam istilah pendidikan Indonesia disebut “rasa.” Para guru (dan penatarnya) suka menyempitkannya sebagai sikap, padahal bukan hanya itu.
Ketiga, ranah psikomotor, yang berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, yaitu gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa. Padanan yang mirip dalam khazanah istilah pendidikan Indonesia adalah “karya,” walau sebenarnya tidak sama persis. Para guru suka menyempitkannya dengan keterampilan, padahal bukan hanya itu.
TAKSONOMI BLOOM (1956), RANAH KOGNITIF
1. Mengenal (Recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untukmemilih satu dari dua atau lebih jawaban
2. Mengungkap/mengingat kembali (recall)
Siswa diminta untukmengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana
3. Pemahaman (Comprehension)
Siswa diminta untuk membuktikan bahwa siswa memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
4. Penerapan atau aplikasi (application)
Siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, (cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
5. Analisis (analysis)
Siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
6. Sintesis (synthesis)
Meminta siswa menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru.
7. Evaluasi (evaluation)
Siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal.
Taksonomi Bloom ini telah direvisi oleh Krathwohl salah satu penggagas taknomi tujuan belajar, agar lebih cocok dengan istilah yang sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar. Kita sering mengenalnya dengan C1 s.d. C6.
Pada revisi ini, jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganting dengan Create.
Berikut ini Struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi:
1. Remember (Mengingat), yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.
1.1 Recognizing (mengenali)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban.
1.2 Recalling (memanggilan/mengingat kembali)
Siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana
2. Understand (Memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik.
1.2 Interpreting (menginterpretasi)
1.3 Exemplifying (mencontohkan)
1.4 Classifying (mengklasifikasi)
1.5 Summarizing (merangkum)
1.6 Inferring (menyimpulkan)
1.7 Comparing (membandingkan)
1.8 Explaining (menjelaskan)
3. Apply (Menerapkan), yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu bergantung situasi yang dihadapi.
3.1 Executing (mengeksekusi)
3.2 Implementing (mengimplementasi)
4. Analyze (menganalisa), yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu.
4.1 Differentianting (membedakan)
4.2 Organizing (mengelola)
4.3 Attributing (menghubungkan)
5. Evaluate (mengevaluasi), yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar.
5.1 Checking (memeriksa)
5.2 Critiquing (mengkritisi)
6. Create (menciptakan), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau mempuat produk original.
6.1 Generating (menghasilkan
6.2 Planning (merencanakan)
6.3 Producing (memproduksi)
Proses kognitif meaningful learning atau yang melibatkan proses berpikir kompleks bisa digambarkan dari struktur ke C2 hingga ke C5.
PENJABARAN Silabus SMK Kelas X Semester 1 Matapelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) KE DALAM TAKSONOMI
Dalam silabus SMK Kelas X Semester 1 Matapelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) terdapat dua standart Kompetensi yaitu pengoprasian PC dan Pengoprasian operasi software sedangkan komptensi dasar meliputi Mengoperasikan sistem operasi berbasis teks, Mengoperasikan sistem operasi berbasis GUI (Graphic User Interface), Menginstal Sistem Operasi Software, Mengoperasikan Software Pengolah Kata .
Pembahasan materi pada silabus ilabus SMK Kelas X Semester 1 Matapelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) jika ditinjau dari taksonomi bloom terdapat dua ranah yang menjadi aspek penilaian yang nantinya dapat menjadi tolak ukur dalam pengevaluasian atau penilaian terhadp hasil belajar yang dilakukan selama satu semester
Ranah taksonomi bloom pada materi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) adalah ranah kognitif, dalam hal ini adalah pada pemahaman (1,2) siswa terhadap materi yang disampaikan karena Materi masi berupa pemahaman terhadap definsi dan fungsi dari isi materi yang telah dijelaskan
Ranah yang kedua adalah psikomotorik, dala m hal ini adalah imitasi atau meniru dari apa yang telah didemonstrasikan oleh pengajar karena siswa dituntut terampil dalam hal penggunaan computer untuk memudahkan proses belajar dan tidak ketinggalan dalam pelajaran, contohnya siswa harus bisa menghidupkan computer dan melakukan operasi dasar yang telah dijelaskan sebumnya untuk mempersiapkan materi yang akan diterimanya sehingga belejar akan lebiH efektif apabila siswa telah terampil menggunakan computer.
DAFTAR RUJUKAN
Anderson, et al. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: David Mckay Company, Inc.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cartono. 2007. Assesmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Program Doktor SPs UPI.
David R. Krathwohl. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy, An Overview (Ohio: Theory Into Practice, vol 41 number 4)._: _
Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Wikipedia. 2010. Taksonomi Bloom, (Online), (http://www.google.com, diakses 17 Maret 2010).
Responses
0 Respones to "Kompetensi & Taksonomi Bloom"
Posting Komentar